Kisah ini menceritakan bagaimana 3 Orang suami-suami yang sedang berada jauh dari istri-istrinya, yang berencana mengisi hari sabtu agar penuh suasana akhir pekan yang riang gembira (okay, ini memang hal yang tidak biasa). Sebut saja nama mereka Anggy Trisnadoli (saya sendiri), Ardianto Wibowo dan Memen Akbar. Pak Memen dan Pak Ardie merupakan kolega saya sesama pengajar di kampus Politeknik Caltex Riau, yang dulu juga pernah mengajar saya sewaktu sedang menimba ilmu disana.
Saat ini kami sedang berada di Kota Bandung untuk menyelesaikan studi pasca sarjana disalah satu institusi negeri di kota ini. setelah beberapa bulan berencana untuk berkelana kesana-kemari menjelajahi kota bandung, mungkin lebih tepatnya berwisata kuliner di kota parahyangan ini. yah mencari sedikit waktu untuk refresh diri dari kesibukan dan fikiran tentang Kuliah, Ujian dan Tesis yang sedang kami jalani sekarang. singkat cerita akhirnya malam tadi tercetuslah rencana tersebut dengan kalimat "Besok mesti jadi ya! Pokoknya kita mulai dari sarapan sampai makan malam!". oke, rencana sudah bulat, kita mulai berkumpul ditempat sarapan, rencana malam itu untuk sarapan bubur ayam atau nasi pecel yang berada di sekitaran Mesjid Salman ITB. dan kembali ke kos-kosan masing-masing untuk bertemu dan memulai perjalanan kuliner di jam 8 pagi.
Hari sudah berganti, mentaripun mulai tinggi menyinari. Tapi apa mau dikata, rencana hanyalah rencana, janjian jam 8, tapi jam 9 baru pada bangun semua, hahaha. tetapi tetap tidak menyurutkan niat untuk menghabiskan hari sabtu ini untuk dilewatkan begitu saja. jadi kami tetap melanjutkan rencana, hanya saja di skip untuk mulai dari sarapannya.
Jam 10an, Pak Ardie dan Memen datang ke kosan saya, lalu kami memulai menyusun sedikit pencerahan, kira-kira kemana dan makanan apa saja yang akan dicoba hari ini. sedikit mengintip kesana-kemari dari beberapa review blogger-blogger lain, website kuliner di bandung, hingga mengintip informasi dari instagram teman-teman yang juga suka sharing mengenai kuliner. setelah berembuk dan bermusyawarah (agak lebih sih kalau ini) maka diputuskanlah, untuk makan siang ini tempat pertama yang kita kunjungi adalah SATE KELINCI di Lembang.
Sebelum bergerak menuju Lembang, tidak lupa untuk mampir di Mesjid Al-Ikhlas untuk melaksanakan Sholat Dzuhur. Setelah sholat dzuhur, ada pedagang yang juga selesai sholat bareng di mesjid yang sama, melihat dagangannya berbentuk kotak petak-petak kecil putih, dan ada pembakaran di sudut lain gerobak dagangannya. ternyata setelah ditanya dan si pedagang menjawab kalau yang dagangan yang dijualnya adalah KETAN BAKAR dengan harga Rp.2.500,-. oooh, saya rasanya sering lihat tapi memang belum pernah mencoba, jadi saya memutuskan untuk membeli 1 buah untuk mencoba. dibakarnya 1 petak ketan, lalu diletakkannya di kertas dan dibelah sedikit, lalu diisi dengan Oncom dan Serundeng. naah ini nih Satu lagi makanan baru di Kota Bandung yang baru saja saya coba setelah kurang lebih 4 bulan menetap disini. 1 Ketan bakar tadi, kami cicip untuk bertiga sambil berjalan menuju Halte angkot menuju Lembang.
Untuk menuju Lembang, dari tempat kami berangkat, membutuhkan 2 kali naik angkot dengan rute yang berbeda. yang pertama Angkot rute 'Cicaheum - Ledeng' lalu dilanjutkan dengan angkot rute 'Stasion - Lembang'. berhubung kami bertiga belum pernah makan sate kelinci dan belum tau dimana yang biasa direkomendasikan oleh pewisata kuliner lainnya, maka kami memutuskan untuk berhenti disalah satu Warung sate kelinci yang bernama 'RUMAH MAKAN SATE KELINCI PA SAPRI'. tempatnya lumayan enak dan bisa bersantai sejenak di tempat lesehan dan tanpa meja, lumayan sedikit meluruskan kaki setelah perjalanan yang cukup jauh, dan sedikit macet. maklum hari libur dan akhir pekan gini banyak wisatawan yang berjalan ke Lembang toh.
ditempat ini kami memilih untuk memesan menu yang berbeda, biar semua bisa diicip-icip gitu. dan terpilihlah menu yang semuanya berasal dari daging kelinci :
- Sate Kelinci Tradisional Bumbu Kacang
- Tongseng Pedas Kelinci
- Paha Kelinci Bakar
Awalnya sedikit ga tega, karena kelinci hidup nan lucu itu di pajang didepan warungnya, tapi apa mau dikata, semua hidangannya sudah tersedia didepan untuk disantap (seketika hilang suasana haru akan kelinci nan lucu tadi sirna). Setelah selesai menyantap semua santapan disana, kami memutuskan untuk menentukan pitstop selanjutnya. atau mungkin sebenarnya pitstop setelah pitsop yang setelah ini, nah bingung kan, intinya sih pemberhentian ketiga kalau dihitung yang pertama adalah sate kelinci, yang kedua adalah SURABI BANDUNG. saat perjalanan menuju lembang tadi, kami melewati beberapa warung yang menyajikan Surabi Bandung sebagai menu andalan. dan ternyata Pak Ardie selama ini belum pernah mencoba surabi yang seperti itu (manis atau asin), karena selama ini hanya mencoba surabi polos yang menggunakan kuah santan dan gula merah.
Dari Warung Sate Kelinci Pak Sapri, kami kembali menuju kota bandung dengan menggunakan angkot rute 'Stasion-Lembang', lalu turun di sebuah warung surabi yang bernama 'WARUNG SETIABUDI', salah satu warung surabi yang terkenal di bandung dan terletak diseberang kampus ENHAII. mulai memilih menu, dan pilihan kami pun jatuh kepada :
- Surabi Coklat
- Surabi Telor Ayam Mayonaise
- Surabi Oncom Sosis Mayonais
- Surabi Keju Susu
Kenapa ada 4 surabi sedangkan kami hanya bertiga? please, don't judge the book from the cover! bukan saya yang pesen 2 (walaupun akhirnya ngebantu juga sih buat 'pembersihan'). setelah menyelesaikan surabinya, bersantai sejenak kami melaksanakan Sholat Ashar di Mesjid Kampus ENHAII (lupa nama mesjidnya). dan lanjut lagi untuk bergerak ke pemberhentian selanjutnya.
Saat di lembang tadi kami terfikir makanan apa yang rasanya sedikit memberikan 'rasa klasik' dari kota bandung, dan akhirnya terpilih lah ICE CREAM LEGENDARIS. mencari tahu dimanakah sekiranya Ice Cream Legendaris tersebut berada dengan mengandalkan Mbah Google. dan menemukan salah satu tempat kuno, sebuah bakery dari jaman penjajahan belanda dulu yang masih berjalan hingga saat ini dan memiliki Homemade Ice Cream dengan resep rahasia turun-temurun, bakery tersebut bernama RASA Bakery & Cafe, yang terletak di Jl. Tamblong. dari Kampus ENHAII kami melanjutkan perjalanan menuju Rasa Bakery & Cafe dengan sekali angkot rute 'Kalapa - Ledeng'. dan turun pas didepan gedungnya.
dilihat dari bangunan luarnya, sangat terasa masih kental dengan aura orang londo nya. kamipun masuk dan mulai melihat-lihat menu yang ditawarkan. berhubung tadi masih kenyang dari dua tempat sebelumnya dan berhubung rencana awal ke tempat ini hanya untuk mencoba eskrimnya, maka yang kami pesan hanya Ice Cream saja
- Pak Ardie : 'Devil' (Semacam Coklat Parvait)
- Pak Memen : 'Black & Beauty' (Eskrim Coklat ditambah potongan besar Brownis)
- Saya : 'Tutti Fruitti' (Banana & Vanila Ice Cream ditambah potongan buah segar)
Nah, ada beberapa hal yang rasanya sedikit mengecewakan kami di tempat ini. saat pertama kali bersemangat menuju kesini dengan membaca informasi yang ada, ekspektasi kami agak sedikit tinggi mengenai Ice Cream yang katanya 'Legendaris' ini. entah mengapa rasa eskrim yang dengan resep rahasia turun-temurun tersebut, malah terasa seperti biasa saja dan bahkan sampai Pak Ardie mencetuskan kalau rasanya hampir seperti 'P*nd*n *skr*m M*j*k'. jenis produk eskrim instan yang bisa kita buat dirumah. hahaha. tetapi ya ga maslah, namanya juga soal selera, masing-masing bisa beda kan.
Sebenarnya dari tempat ini tidak ada tempat pemberhentian kuliner lagi, sebelum nanti setelah magrib kami berencana makan malam degan menu mie ayam di daerah dago, jadi dekat dengan kosan sambil pulang. tetapi berhubung sudah berada di daerah Jl. Asia-Afrika, ga ada salahnya donk kita sedikit berkodak-kodak dengan suasana kota berbangunan lama ini.
berhubung Adzan Magrib sudah berkumandang, kami memutuskan untuk Sholat Magrib di Mesjid Raya Bandung yang tepat berada di jalan yang sama. ini pertama kalinya saya masuk ke mesjid ini, kesan pertama saya saat masuk kedalam Mesjid "Subhanallah,, Waah, ini mesjid gede bungat!" karna luas dan ruangannya seperti ada ruangan di dalam ruangan yang juga punya ruangan lagi didalamnya (semoga kamu mengerti maksudnya).
Selesai Sholat Magrib disana, kami melanjtkan perjalanan untuk kembali ke daerah dago untuk makan malam. untuk kembali ke dago, kami perlu naik angkot yang menuju dago di persimpangan Jl. Wastukencana dan Jl. Braga, nah berarti mesti jalan kaki dulu melewati braga, jadi sekalian toh sambil lihat-lihat sekitar.
Dan tanpa disangka, saat tiba di persimpangan jalan Braga, kami baru menyadari bahwa malam ini adalah hari Sabtu di minggu kedua bulan mei, berarti sedang berlangsung BRAGA CULINNARY NIGHT (BCN) di sepanjang jalan braga, yang ditutup untuk kendaraan, dan hanya berisikan pedagang kuliner sepanjang jalan. wah ga disangka bisa nemu BCN, padahal sebelumnya ga ada niat untuk kesini. sayang saja kami masih cukup kenyang untuk melahap semua makanan disana, 'mata' ingin tapi perut bilang 'jangan'. alhasil hanya poto-poto dikit dan icip-icip jajanan ringan saja. saya beli BANANA MOCCI Ice Cream, dan Pak Ardie beli Sosis Bakar, dan Pak Memen? beliau sudah 'ampun' katanya, hehehe. sampai diujung jalan braga dan BCN sudah habis di ujung jalan itu, maka kami lanjutkan perjalanan untuk mencari angkot yang akan mengantar kami kembali ke dago.
Menarik adalah disaat kami menunggu angkot dengan rute 'St.Hall - Dago' yang seharusnya lewat di halte tempat kami menunggu, tetapi hingga kurang lebih 20 menit kami menunggu, tidak ada angkot rute itu yang lewat (ada 1 sih tapi ketutupan angkot lain, jadi itu angkot nyelonong saja ninggalin kami). berhubung agak nunggu dan mulai kesal, akhirnya kami mutusin nunggu angkotnya sambil jalan kaki saja mengikuti jalan rute angkotnya, siapa tau nanti ada yang muncul.
tapi di persimpangan jalan, sambil kami berjalan melewati sebuah Mesjid yang cukup besar, dan akhirnya dari pada kesal nungguin angkot, mendingan Sholat Isya dulu, jadi kami Sholat Isya di Mesjid Agung Al-Ukhuwah. mesjid yang dari luar terlihat besar, dan dari dalam terlihat megah dengan lampu gantung utamanya yang menawan.
selesai sholat, berharap ada angkot rute tadi yang lewat, tetapi tidak juga, ya sudahlah kami ambil keputusan untuk berjalan kaki ke arah lain untuk menggunakan angkot rute lain, yaitu angkot rute 'Kalapa - Dago' di persimpangan Jl. Merdeka - Jl. Riau. Ketemu Angkotnya dan langsung naik dan menuju ke pemberhentian selanjutnya untuk makan malam dan mengakhiri pertualangan kuliner hari ini. dengan kode "Kiri Payuuun!" kepada pak sopir angkot, kamipun turun pas di depan sebuah tempat makan bernama KEDAI MIE DAGO. saya dan Pak Memen sebenarnya sudah pernah kesini sebelumnya, tetapi kembali jadi untuk pertama kalinya untuk Pak Ardie. ditempat ini kami memesan hanya 2 makanan :
- Mie Ayam Spesial
- Mie Ayam Baso
kenapa cuma 2? nah ini beneran lho, saya sudah full banget. rasanya beneran ga masuk lagi kalau nambah makanan, tumben kan ya, hahaha.
Selesai santap-menyantap mie ayam, kami pun sedikit mereview apa saja yang sudah kami makan hari ini dan tempat-tempat yang sudah didatangi. berhubung waktu sudah menunjukkan jam 9.00, dan kami juga sudah lelah (bukan menunggu angkot) seharian ini. maka diakhirilah pertualangan kuliner ini dengan kembali ke kosan masing-masing.
Seru rasanya untuk sesekali menyediakan waktu untuk memanjakan diri
dengan beberapa kuliner dan hal-hal baru yang belum pernah kita rasakan
sebelumnya. paling tidak bisa sedikit membagikan cerita atau informasi
kalau-kalau nantinya ada yang ingin melakukan hal yang sama.
Semoga nanti juga saya masih punya kesempatan untuk melakukan hal yang sama bersama keluarga, karena lumayan dapat banyak pelajaran dari hari ini yang bisa menjadi Guide di pengalaman selanjutnya.
see you next post, bye..
ATD
0 komentar:
Posting Komentar