Sabtu, Maret 15, 2014

Hari dimana status 'Lajang' itu ditinggalkan

0 komentar
Assalamualaikum Wr. Wb,

Sudah sekitar 6 bulan rasanya tidak menulis di blog ini lagi, banyak hal rasanya yang telah terjadi selama 6 bulan belakangan ini. slah satunya adalah pelepasan status lajang saya, yang dilakukan pada Hari Sabtu, Tanggal 28 Desember 2013, Jam 9.00 WIB.

mengingat ingat hari itu rasanya banyak hal yang terjadi, malam sebelum pernikahan tersebut, mulai terisi fikiran-fikiran aneh, yang rasanya saat memtuskan akan menikah tidak pernah terfikirkan, tetapi malah muncul dalam fikiran saat itu. mungkin itu ya yang disebut sindrom pra-nikah? (tapi kenapa munculnya baru di malam terakhir?) tetapi memang benar saya sendiri bingung dengan persaan yang terjadi saat itu, bingung apakah itu perasaan takut, senang, gugup, dan sedih rasanya bercampur menjadi satu.

Dibalik perasaan bingung tersebut, saya masih sempat berhubungan dengan calon istri (waktu itu kan masih calon)  melalui telepon, dia ternyata juga sedang memiliki perasaan yang sama dengan yang sedang saya rasakan. agar tidak menambah bingung dengan perasaan ini kami berdua memtuskan untuk tidur saja, agar besok pagi saat akad nikah bisa lebih fresh.

Sabtu, 28 Desember 2013 pagi sebelum berangkat ke lokasi pernikahan (rumahnya istri), keluarga besar saya berkumpul dirumah untuk memberikan wejangan-wejangan sebelum melangkah keluar rumah untuk melaksanakan pernikahan. lalu dilanjutkan dengan bersalam-salaman (mungkin lebih tepatnya saya yang datang menyalami semua yang hadir dirumah saat itu). waktu menunjukkan pukul 8.30 WIB dan kami semua pun berangkat menjutu TKP.

jam 9.10 rombongan keluarga saya tiba dilokasi, dan kabar dari tuan rumah ternyata Penghulu yang akan menikahkan kami ternyata sudah ditempat, maka langsung saja dilaksanakan prosesi Akad Nikah nya, saya dan istri di-duduk-kan di satu tempat, sebelumnya si penghulu kembali bertanya kepada kedua calon mempelai Apakah sudah benar-benar yakin untuk melangsungkan pernikahan. maka setelah dilakukan 'latihan' ijab-qabul terlebih dahulu oleh saya dan Ayah nya calon pengantin selaku wali nikah yang akan menikahkan kami. Alhamdulillah, tidak butuh banyak perulangan saat Ijab-Qabul nya, cukup Satu Kali saja dengan lancar "SAYA NIKAHKAN ......... -- SAYA TERIMA ........" dan saksi langsung mengatakan 'SAH! SAH!'.






Alhamdulillah, mulai detik itulah, saya sudah meninggalkan status 'Lajang' itu dan berubah menjadi 'Beristri'. maka sejak  saat itu saya adalah seorang suami yang memiliki tanggung jawab terhadap seorang istri yang baru saja saya 'ambil' dari ayahnya. selesai menandatangai semua dokumen kenegaraan, lalu saya menyerahkan Mahar yang telah dipersiapkan kepada istri, yaitu berupa cincin emas yang langsung saya pasangkan ke jari manis kanannya.

Bismillahirahmanirahim, semoga keluarga kecil yang saya bangun saat ini diberkahi oleh Allah SWT, untuk selalu rukun dan menjadi keluarga yang seperti di doakan oleh seluruh keluarga dan teman-teman lainnya, yaitu keluarga yang Sakinah, Mawadah dan Warahmah. InsyAllah jika dipercayakan untuk menjadi orang tua nantinya, semoga kami dapat menjadi orang tua yang baik untuk putra-putri yang saleh dan salehah, Amin ya Rabb.




ATD